Enter your keyword

Bimtek Pustakawan : Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan

Bimtek Pustakawan : Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan

BANDUNG, psdm.itb.ac.id – Selasa, 14 Maret 2023, UPT Pengembangan SDM Institut Teknologi Bandung telah sukses menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Pustakawan dengan tema Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan. Kegiatan dilaksanakan di Gedung Sabuga lantai 3.

Acara Bimtek ini diselenggarakan oleh UPT Pengembangan SDM ITB atas dasar urgensi UPT Perpustakaan ITB untuk memperbarui dan meningkatkan kualitas perawatan dan pelestarian koleksi perpustakaan yang ada di ITB. Hal ini dikarenakan perpustakaan harus terus beradaptasi dengan kemajuan zaman dan teknologi agar dapat memberikan layanan yang terbaik bagi pengguna perpustakaan. Oleh karena itu, acara ini sangat penting bagi Pustakawan ITB untuk meningkatkan kompetensinya dalam bidang perawatan dan pelestarian koleksi perpustakaan.

Dalam kegiatan ini, dihadirkan dua narasumber luar biasa dari Perpustakaan Nasional Indonesia. Narasumber pertama adalah kepala Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Dra. Made Ayu Wirayati, M.Ikom, yang memaparkan tentang Pelestarian Fisik Bahan Perpustakaan.

Dalam paparannya, Ibu Dra. Made Ayu Wirayati, M.Ikom, membahas tentang pentingnya preservasi bahan pustaka, pelestarian fisik bahan perpustakaan sangat penting untuk memastikan bahwa informasi dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya tetap terjaga dan dapat diakses oleh generasi masa depan. Ia menjelaskan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan fisik pada bahan perpustakaan, faktor yang menjadi penyebab kerusakan bahan perpustakaan di antaranya adalah karakteristik bahan pustaka seperti proses pembuatan kertas, tinta, dan lem perekat. Selain itu, faktor lingkungan seperti temperatur, kelembaban udara, cahaya, dan pollutan juga turut memengaruhi kerusakan bahan perpustakaan.

Selain itu, faktor biota seperti jamur, serangga, tikus, dan lain-lain juga turut menjadi penyebab kerusakan bahan perpustakaan yang perlu diperhatikan. Selain faktor-faktor tersebut, faktor manusia seperti kesalahan penanganan dan kesalahan penyimpanan juga dapat memperburuk kondisi bahan perpustakaan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya pelestarian secara berkala dan terencana guna menjaga kondisi bahan perpustakaan dan memperpanjang umur koleksi perpustakaan.

Tak hanya itu, beliau membahas berbagai teknik dan metode pelestarian fisik bahan perpustakaan, seperti perbaikan dan konservasi, perlindungan dari bahaya fisik, serta pengawetan dengan teknologi modern. Ia juga memberikan contoh-contoh kasus pelestarian bahan perpustakaan yang telah dilakukan di berbagai institusi perpustakaan nasional maupun internasional, seperti Mending (menambal dan menyambung), Laminasi, Enkapsulasi.

Narasumber kedua adalah Ketua Kelompok Alih Media Bahan Perpustakaan Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan Perpustakaan Nasional RI, Wiratna Tritawirasta, S.Kom, MP, memaparkan tentang digitasi bahan perpustakaan, alih media merupakan suatu upaya untuk menyimpan koleksi perpustakaan dengan cara mengubah bentuk fisiknya menjadi digital agar terjaga dari berbagai risiko seperti bencana, pengaruh lingkungan, dan kesalahan penanganan.

Salah satu risiko utama yang dapat dihindari dengan alih media adalah kerusakan fisik pada bahan perpustakaan yang rentan terhadap usia perlakuan dan penempatan yang kurang tepat. Selain itu, alih media juga penting dalam mengatasi masalah alat baca yang tidak lagi diproduksi, sehingga memungkinkan penggunaan kembali bahan perpustakaan yang sebelumnya sulit diakses. Alih media juga didukung oleh dasar hukum dan konsep yang jelas, sehingga memudahkan perpustakaan untuk melakukan prosedur operasional dengan benar dan terstandarisasi. Dalam hal ini, alih media menjadi salah satu solusi efektif untuk menjaga keberlangsungan koleksi perpustakaan.

Konsep alih media bahan perpustakaan telah ada sejak lama, seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan zaman. Sejarah media dimulai dari periode prasejarah hingga saat ini, di mana media yang digunakan terus berkembang dan semakin canggih. Bahan perpustakaan yang dapat dialihmediakan meliputi berbagai jenis seperti buku, majalah, surat kabar, peta, gambar, rekaman audio dan visual, dan lain sebagainya. Jenis file dan standard hasil alih media bentuk digital yang umum digunakan adalah PDF, TIFF, JPEG, WAF, MP3, AVI dan MP4. Format-file ini digunakan karena memiliki kualitas dan ukuran file yang bervariasi dan tergantung pada kebutuhan pengguna.

 

Pak Wiratna Tritawirasta, S.Kom, MP, menyimpulkan bahwa alih media dalam bentuk digital atau digitasi sangat diperlukan ketika koleksi perpustakaan semakin banyak, beragam, dan rapuh. Standar, prosedur, dan pengelolaan hasil digitasi telah diterapkan oleh setiap institusi dengan mengacu pada standar internasional dan konsep Open Archival Information System (OAIS). Penggunaan LIS, IR, dan DAM dimungkinkan jika institusi memiliki pengelola yang profesional. Sebagai pengelola perpustakaan, pustakawan harus siap menghadapi tuntutan pengguna melalui koleksi bentuk digital dalam berbagai bentuknya. Kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengelola hasil digitalisasi juga sangat diperlukan.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB ini diharapkan dapat memberikan kompetensi profesional dan personal bagi peserta yang mengikuti pelatihan ini. Sebagai salah satu fungsi perpustakaan untuk mengumpulkan dan melestarikan khazanah karya manusia, maka alih media menjadi salah satu upaya yang penting dalam menjaga kelestarian bahan perpustakaan. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus diadakan dan memberikan manfaat bagi kemajuan perpustakaan di ITB dan Indonesia.

 

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.

X